Modernis.co, Malang – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tamaddun FAI UMM Mengadakan Workshop Mubaligh yang dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dan melalui kanal Youtube IMM Tamaddun FAI. Workshop Da’I ini dilaksanakan 2 sesi yang mana sesi pertama dilaksanakan pada hari Ahad 17 April 2022 dan sesi kedua dilaksanakan pada tanggal hari Ahad 24 April 2022 dan kegiatan ini terbuka untuk umum.
Workshop Da’I yang mengusung tema “Menanamkan semangat dakwah demi mewujudkan cita-cita Muhammadiyah” dengan tujuan memberi bekal kepada seluruh kader guna melahirkan mubaligh muda yang siap Terjun untuk berdakwah.
Pada ada sesi pertama menghadirkan dua pemateri yaitu; Ust. Ahda Bina Arianto, Lc., M.H.I selaku Dosen FAI UMM, dan Ust. M. Wasi’albihar, Lc. Selaku Ketua PCI Muhammadiyah Mesir 2022/2023.
Strategi Dakwah Muhammadiyah
Ust. Ahda Bina Arianto menyampaikan tentang Ideologi strategi dakwah Muhammadiyah, beliau memberikan pemaparan bahwasannya “Muhammadiyah merupakan gerakan islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah islam amar ma’ruf nahi mungkar disemua bidang dalam upaya mewujudkan islam sebagai rahmatan lil ‘alamin menuju terciptanya masyarakat islam yang sebenar-benarnya,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan tentang bagaimana ideologi yang tertanam di Muhammadiyyah sejak mulai didirikannya serta strategi dakwah Muhammadiyah yang sudah terumuskan oleh tokoh-tokoh agama yang ada di Muhammadiyyah sejak zaman didirikannya.
Ust. Ahda Bina Arianto juga berpesan kepada seluruh kader “pelajari lah Fiqih Dakwah sebagai bekal sebelum berdakwah di lingkungan masyarakat,” ungkapnya.
Manajemen berdakwah
Kemudian dilanjut oleh Ust. M. Wasi’albihar beliau membahas terkait Kepemimpinan dan Manajemen dalam Dakwah, yang didalamnya beliau memnjelaskan cara Pengelolaan Jama’ah, Pengembangan Dakwah, Perencanaan dan Evaluasi Kegiatan Dakwah
“Suksesnya seorang mubalig dalam berdakwah disertai keteladanan, apabila yang disampaikan itu baik, tetapi jika tidak disertai keteladanan, akan mengurangi nilai kesuksesan dakwah,” ungkapnya.
Beliau juga berpesan untuk seluruh kader “ketika ber da’i pasti ada keterbatasan dalam umur. Maka penting adanya perkaderan dalam dakwah, baik melalui karya tulis, majelis ilmu, dan apapun itu” Ungkapnya.
Diakhir sesi Robby selaku moderator memberikan closing statement “Kita berdakwah tidak hanya dengan lisan atau dengan mimbar tapi dengan hikmah yang berdasarkan pada Islam,” tutupnya ringkas (nar/zk)